Selasa, 12 April 2016

NEPOTISME ALA KERABAT DAN KRONI


Nepotisme menyebabkan terhalangnya orang lain yang memiliki kompetensi untuk menempati jabatan publik. Nepotisme di negeri ironi kerap terjadi. Katabelece belum juga hilang. Pejabat memanfaatkan jabatannya untuk memfasilitasi koleganya. Jelas nepotisme akan merugikan hak rakyat. Kasus Surat Sakti Edy Tansil menjadi pelajaran.
 

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ


Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An-Nahl/16: 90)

Perintah untuk menghapus kemiskinan kerabat diatur dalam Islam. Namun pengangkatannya  harus dengan cara yang baik. Pejabat harus hati-hati dalam mengangkat kerabatnya walaupun kerabatnya memiliki kompetensi.

Nepotisme adalah memberi jabatan publik kepada keluarga sendiri. Moralitas pejabat menjadi taruhan. Perlu dibedakan antara nepotis dengan nepotisme. Nepotis lebih mengutamakan kompetensi. Nepotisme mengabaikan kompetensi. Utsman bin Affan memberikan jabatan kepada kerabatnya, Andullah bin Sa'ad karena kompetensi.

Biasanya pemimpin itu memilih orang kepercayaan karena merasa secure dengan orang tertentu. Nepotisme dilakukan pejabat dengan pertimbangan keluarga dan kroni (teman, tim sukses). Pastinya di akhirat kelak perbuatan nepotisme menjadi penyesalan belaka. 

وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
Artinya: dari ibu dan bapaknya, (Q.S. Abasa/ 80: 35)



Mencegah perilaku nepotisme salah satunya dengan meyakini adanya hari pembalasan. Beriman kepada akhirat dan berlaku adil Bayangkan ketika shalat terutama ketika membaca Al-Fatihah.

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Artinya: yang Menguasai hari pembalasan (Q.S. Al-Fatihah/1: 4)

Perilaku nepotisme akan menghancurkan masa depan (akhirat) untuk kepentingan sesaat. Tetap berlaku adil meskipun nepotisme marak dimana-mana. Kini jumlah perilaku nepotisme meningkat sejak ada KPK.

Perilaku nepotisme semakin kreatif. Pelakunya mengambil celah agar tidak terkena hukum. Seolah-olah pejabat yang diangkat memiliki kompetensi. Berbahayauntuk negeri kita.

Berikut dua cara menekan angka nepotisme, antara lain:
1. Yakin bahwa hidup di dunia adalah fana
2. Menjadi pejabat jika sudah tuntas dengan diri sendir dan keluarga

---
Program Makna & Peristiwa TVOne, Senin-Jumat 08.30-09.30 WIB Bersama Ust. Bachtiar NasirUbedilah Badrun (Pengamat Sosial Politik), Mahfud MD (Pengamat Politik), DR Abdulazeez Abdulraheem (Pengusaha Arab), Teuku Wisnu (Host)
 
Disarikan oleh Maryulisman
 
Umroh Hemat Mulai dari 21-JT-an Klik Hannien Tour

Jual Susu Kambing Etawa Klik GOMARS